logo-header-sma-pomosda

Peduli Sampah Peduli Masa Depan

Sampah bagi sebagian masyarakat adalah hal yang sepele dan terabaikan. Kepedulian yang masih rendah terhadap sampah (kebersihan lingkungan) dari tahun ke tahun membuat sampah menjadi masalah yang serius di beberapa kota di Indonesia. Sampai saat ini penanganan (pengelolaan) sampah belum optimal bahkan cenderung menimbulkan masalah baru.

Salah satu masalah terbesar yang dihadapi Indonesia bahkan dunia saat ini adalah pencemaran sampah plastik. Plastik, yang sering kali digunakan untuk kemasan sekali pakai, telah menjadi salah satu ancaman terbesar bagi lingkungan. Setiap tahun, jutaan ton sampah plastik berakhir di lautan, merusak ekosistem laut dan membahayakan kehidupan laut. Kita mungkin tidak merasakan dampaknya secara langsung, tetapi dampak jangka panjangnya sangat mengkhawatirkan. Bayangkan, butuh waktu ratusan tahun bagi plastik untuk terurai sepenuhnya. Selama proses itu, plastik akan terus mencemari tanah, air, dan bahkan udara yang kita hirup.

Lalu, siapa yang bertanggung jawab atas masalah ini? Jawabannya adalah kita semua. Setiap individu memiliki peran dalam menjaga kebersihan lingkungan. Hal-hal kecil seperti membawa tas belanja sendiri, mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, dan memisahkan sampah sesuai dengan jenisnya dapat memberikan dampak yang signifikan jika dilakukan secara kolektif. Kesadaran akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan harus ditanamkan sejak dini, baik melalui pendidikan di sekolah maupun dalam kehidupan sehari-hari di rumah.

Kebersihan lingkungan menjadi perhatian serius di POMOSDA (Pondok Modern Sumber Daya At’Taqwa).  Pimpinan, Pangemong, Pengasuh POMOSDA Romo Kiai Tanjung langsung memberikan contoh dengan mengambil sampah yang Beliau temukan dan membuang ke tempat sampah. Bahkan Romo Kiai Tanjung mengantongi sampah tersebut ketika belum menemukan tempat sampah.

Romo Kiai Tanjung juga membuat program-program tentang peduli lingkungan mulai dari usia dini (SD Pomosda) dengan mengajarkan anak-anak membuang sampah pada tempatnya, piket kebersihan lingkungan dsb. Sedangkan santri SMP, SMA dan mahasiswa STT Pomosda selain piket kebersihan harian, juga ada kegiatan kerja bakti mingguan (Minggu Bumi) bersama civitas Pondok. Selain kebersihan lingkungan, kegiatan ini juga sebagai sarana membangun kebersamaan, kekeluargaan dan gotong royong (budaya leluhur yang sudah mulai menghilang).

Santri SMA Pomosda pada even-even di luar Pondok seperti lomba, bazar, karnaval di bimbing dan di arahkan untuk peduli dengan mengambil dan mengumpulkan sampah yang ada di area-area tersebut. Seperti baru saja di even karnaval 17 Agustus beberapa santri dengan menggunakan sepeda bagian belakangnya di beri tempat sampah berkeliling di area karnaval sambil mengambil sampah-sampah yang ada.

Di TPA (Tempat Pembuangan Akhir) Pomosda sampah-sampah sudah di pilah sesuai dengan jenis sampah dan sudah ada yang mengambil untuk dijual. Sekaligus membantu dan memberdayakan pengepul sampah untuk mendapatkan penghasilan tambahan. Untuk sampah yang sudah tidak ada nilai jual di masukkan ke container DLH. Pomosda bekerja sama dengan DHL kabupaten Nganjuk untuk pengambilan sampah. Karena menurut Undang-Undang No. 18 tahun 2008 Pasal 29 ayat 1 butir g berbunyi, setiap orang dilarang membakar sampah yang tidak sesuai dengan persyaratan teknis pengelolaan sampah.

3

Pada akhirnya, kebersihan lingkungan adalah tanggung jawab kita bersama. Tanpa kesadaran dan tindakan nyata dari semua pihak, masa depan yang bersih dan sehat akan sulit tercapai. Kita perlu ingat bahwa apa yang kita lakukan hari ini akan menentukan kondisi lingkungan di masa depan. Oleh karena itu, mari bersama-sama menjaga kebersihan lingkungan demi kesejahteraan kita dan generasi mendatang.

Menjaga kebersihan adalah cara menghargai diri (Romo Kiai Tanjung).


Written by Suratno

SHARE BY MEDIA